Sunday, October 04, 2015

Timbuktu : Kota Penuh Sejarah yang Jarang Terekspos


Mungkin sedikit dari kalian pernah mendengar soal Timbuktu. Ya Timbuktu seringkali dijadikan frasa sebagai ungkapan sebuah daerah yang sangat-sangat jauh. Namun, pada kenyataanya Timbukti merupakan sebuah kota yang sangat indah dan penuh dengan sejarah. Penasaran? Berikut sejarah dan fakta singkat mengenai Timbuktu.




Timbuktu merupakan sebuah kota yang terletak di Selatan Gurun Sahara dan merupakan bagian dari Negara Mali.




Menurut sensus penduduk tahun 2009, Timbuktu dihuni oleh 54.453 penduduk dan mayoritas beragama Islam dengan bahasa Songhay sebagai bahasa utamanya.




Menurut suku Songhay nama kota Timbuktu terinspirasi dari nama Kerajaan Tombuto yan didirikan oleh Mansa Sulayman pada tahun 1213 atau 1214. Kata Timbuktu sendiri terdiri dari 2 suku kata yaitu tin (tembok) dan butu. Sehingga secara harafiah menjadi Tembok dari Butu. 

Menurut Heinrich Barth, kota ini mungkin disebut demikian (Timbuktu) karena pada awalnya kota ini dibangun secara berongga dan berlubang dan Timbuktu sendiri dalam bahasa Songhay berarti Lubang. Sementara menurut Sejarahwan Perancis, Rene Basset, Nama Timbuktu berasal dari bahasa Zenaga yang berarti “menjadi jauh” atau “tersembunyi”. Hal ini bisa jadi disebabkan karena lokasi kota ini yang berupa rongga sehingga bias dikatakan tersembunyi.




Meskipun Timbuktu terletak terpencil, namun bukan berarti bahwa Timbuktu tidak peduli terhadap sektor pariwisata, terbukti pada tahun 1980an sudah terdapat 2 hotel kecil untuk menampung para turis, jumlah turis yang makin meningkat membuat jumlah hotel dan guesthouse meningkat pula. Hingga saat ini telah terdapat 7 hotel atau guesthouse di Timbuktu.




Timbuktu memiliki sebuah bandara yaitu Timbuktu Airport yang hanya bias dijangkau oleh 2 jasa penerbanganan yaitu Air Mali dan Mali Air Express.



Pada tahun 2008 terjadi penyerangan kepada sekelompok Turis oleh Al Qaeda yang menyebabkan 4 turis ditawan dan pada akhirnya 1 turis dibunuh oleh kelompok ekstrimis ini.




Meski begitu, sejak tahun 2010 Timbuktu menjadi tuan rumah acara tahunan Mali yaitu Festival Au Dessert. Hal ini disebabkan situasi keamanan yang tidak kondusif di Mali sehingga Timbuktu lah yang dipilih menjadi host.




Pada tahun 2012, makam-makam bersejarah di Timbuktu hancur termasuk makam dari tokoh agama, Sidi Mahmoud, kehancuran ini terjadi akibat serangan yang dilakukan oleh Ansar Dine yang menganggap 13 makam tersebut merupakan pemujaan berhala yang bertentangan dengan ajaran Islam. Serangan ini sendiri dikenal dengan istilah Perang Gao dan Timbuktu.




Ratusan ribu naskah bersejarah dikumpulkan di Timbuktu selama berabad-abad, beberapa ditulis di kota itu sendiri , termasuk salinan eksklusif Alquran untuk keluarga-keluarga kaya. 

Naskah ini tersembunyi di ruang bawah tanah atau dikubur, tersembunyi di antara dinding lumpur masjid dan dijaga oleh pelanggan mereka, banyak dari naskah tersebut berhasil diselamatkan. Sekarang kumpulan naskah tersebut dikumpulkan di beberapa perpustakaan, total naskah tersebut mencapai 700.000 buah

Namun, pada akhir Januari 2013 dilaporkan bahwa ada pasukan pemberontak yang menghancurkan banyak dari naskah tersebut. Namun, ada tidak ada kerusakan berbahaya karena sebagian besar naskah berhasil disembunyikan dengan aman.



Meskipun ada 60 perpustakaan yang tersebar di Timbuktu, namun hanya ada 8 perpustakaan yang dapat dikategorikan yang terbaik, yaitu Ahmed Baba Institute, Mamma Haidara, Fondo Kati, Al-Wangari, Mohamed Tahar Library, Maigala, Boularaf, da Al Kounti.



Walt Disney merupakan salah satu orang berpengaruh yang turut memperkenalkan Timbuktu, terbukti dari beberapa karyanya Walt Disney berkali-kali menyebut kota Timbuktu sebagai kota yang sangat jauh.




Sumber : kaskus.co.id

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...