Thursday, September 24, 2015

Tradisi Berbeda Menyambut Idul Adha

Tradisi Unik Masyarakat Indonesia Menyambut Idul Adha

Perayaan Idul Adha tahun ini, dirayakan para umat muslim Indonesia secara tidak serentak. Meskipun memiliki perbedaan pandangan mengenai perhitungan hari raya kurban, masyarakat tetap bijaksana menyikapinya.

Bahkan masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia, tetap merayakan hari raya Idul Adha dengan kebiasaan-kebiasaan yang khas. Banyak tradisi unik yang dilakukan masyarakat di berbagai daerah, untuk merayakan hari raya haji ini. Seperti yang dilakukan masyarakat di kota-kota berikut ini:


1. Tradisi Mudik Warga Madura

Pada umumnnya masyarakat melakukan mudik menjelang hari raya Idul Fitri. Tapi para penduduk pulau Madura memiliki kebiasan yang berbeda. Idul Adha atau yang lebih dikenal sebagai hari raya besar, mewajibkan sebagian besar penduduk Madura yang merantau untuk segera pulang ke kampung halaman.

Bahkan perayaan hari raya Idul Adha menjadi jauh lebih ramai dan berkesan dibanding hari raya Idul Fitri. Lonjakan arus mudik dapat terlihat di pelabuhan tanjuk Priok Surabaya dan jembatan Suramadu setiap tahunnya jelang hari raya kurban.

2. Grebeg Gunungan di Yogyakarta

Keraton Yogyakarta selalu melaksanakan tradisi grebeg gunungan menjelang hari raya Idul Adha. Ritual ini sudah dilakukan para penghuni Kraton sejak puluhan tahun lalu. Tiga buah gunungan grebeg diarak di atas kuda dengan kawalan dua prajurit kerajaan. Dari arah Keraton membentuk arak-arakan melewati alun-alun Utara menuju masjid.

Setelah dibacakan doa, satu buah gunungan lanangan dan dua gunungan putri menjadi incaran para warga yang hadir. Melalui perebutan makanan itu, para masyarakat mengaharapkan berkah seperti yang diceritakan para leluhur mereka.

3. Tradisi Jemur Kasur di Banyuwangi

Tradisi ini dilakukan untuk menolak bala dan menjaga keharmonisan rumah tangga para penduduk Banyuwangi. Tidak seperti menjemur kasur pada biasanya, karena tradisi ini diperingati seperti layaknya sebuah upacara adat. Diawali dengan tarian gandrung, seluruh warga desa Adat Using, Kamiren menjemur kasur secara masal.

Kasur mereka pun tampak berbeda dengan kasuir-kasur kenbanyakan. Hampir seluruh kasur di desa ini berwarna hitam dan merah, yang terkenal dengan sebutan kasur gembil. Kasur-kasur ini memiliki makna tersendiri bagi mereka. Kasur gembil berwarna merah melambangkan keberanian, sedangkan kasur hitam untuk menggambarkan kelanggengan.

Selain memang untuk membersihkan kasur, tradisi ini mereka lakukan untuk menyambut datangnya bulan haji.

4. Tradisi Apitan di Semarang

Tradisi yang dikenal dengan istilah sedekah bumi apitan ini dilakukan dengan mengarak tumpeng dan hasil bumi di jalan raya. Hal ini bertujuan sebagai bentuk rasa syukur mereka kepada Allah atas limpahan rezeki kepada mereka.


Bentuk syukur itu disimbolkan dengan arak-arakan hasil bumi yang disusun bertumpuk, seperti misalnya padi, cabe terong, jagung, tomat, kacang panjang, timun dan wortel.

Biasanya tradisi ini dilaksanakan di kantor kelurahan dan diakhiri dengan pembacaan doa bagi keselamatan seluruh warga. Lalu dilanjutkan dengan warga yang berebut untuk mendapatkan hasil bumi yang disusun membentuk gunungan.

5. Tradisi Manten Sapi di Pasuruan


Selain Madura dan Banyuwangi, salah satu kota di Jawa Timur ini juga memiki tradisi yang sangat unik. Sebuah tradisi merias sapi layaknya seorang pengantin biasa digelar para warga desa Wates Tani, kecamatan Grati. Acara manten sapi ini digelar sehari sebelum hari raya Idul Adha tiba.

Menariknya, acara ini memang sengaja masyarakat adakan untuk menghormati hewan kurban yang akan disembelih. Layaknya seperti sepasang pengantin, sapi-sapi ini juga akan dirias semenarik mungkin
.
Para sapi yang akan disembelih, dikalungi rangkaian bunga tujuh rupa agar terlihat layak seperti pengantin. Kemudian, tubuh para binatang yang akan disembelih ini ditutupi dengan sehelai kain putih.

Setelah itu, para sapi akan digiring menuju masjid dan diserahkan pada panitia kurban. Tak ketinggalan, ratusan ibu rumah tangga ikut serta dalam meramaikan barisan penduduk, dengan membawa peralatan rumah tangga dan bumbu-bumbu untuk persiapan saat menyembelih.


Sumber : dream.co.id

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...