Belakangan ini media gencar memberitakan
tentang pengungsi asal suriah yang lari dari negaranya yang sedang terlibat
perang saudara ke Negara-negara eropa. Pelarian mereka ini beresiko kematian,
namun tetap mereka lakukan demi mimpi hidup aman dan layak.
Namun kemudian, menjadi pertanyaan
mengapa mereka, yang umumnya adalah muslim, tidak lari ke Negara-negara arab
yang bertetangga dan bersaudara dengan mereka dari sisi agama?
Bahkan, melalui laman facebook, ada
pengguna yang mengkritik Negara-negara teluk yang kaya tersebut.
Postingan tersebut diatas lah yang
menggelitik saya untuk menggali fakta yang luput dari media tentang
keterlibatan Negara-negara muslim dalam masalah pengungsi perang suriah.
Pada media mainstream (cetak dan
elektronik) belakangan ini, banyak diberitakan tentang gelombang pengungsi
suriah yang menuju jerman dan negara-negara eropa lainnya untuk mencari suaka.
Tapi tak ada berita tentang pengungsi yang datang atau ditampung di Negara-negara
muslim. Berikut beberapa angka-angka yang perlu kita ketahui.
Ada berapa banyak sebenarnya warga suriah
yang sudah kelaur dari negaranya untuk menyelamatkan diri dari perang?
Berdasarkan data dari UNHCR, per tanggal 29 agustus 2015, sudah ada sekitar 4.088.078
jiwa penduduk Suriah yang mengungsi.
Ada berapa banyak pengungsi yang
mengungsi ke eropa?
Di Jerman sendiri sudah ada 98.700
pencari suaka asal suriah yang datang. Sedangkan otoritas jerman sendiri
hanya dapat menampung 500.000 pencari suaka tiap tahunnya, dan pencari
suaka yang dimaksud disini tidak hanya warga suriah, melainkan juga dari Negara
lain.
Di Perancis jumlah yang tercatat
resmi ada 6.700 pengungsi. Namun, di Kawasan Calais di Perancis ada
sebuah kamp imigran illegal yang disebut “the jungle” yang dihuni
oleh imigran gelap, pencari suaka, pencari kerja dan pengungsi dari berbagai Negara,
jadi tidak bisa dipastikan sudah seberapa banyak warga suriah yang tiba di
perancis.
Di Hungaria tercatat ada 18.800
pencari suaka. Meski begitu, ada banyak warga suriah yang berniat hanya
untuk menyebrangi Negara tersebut untuk sampai ke Jerman, swedia, Austria atau
ke Inggris dimana mereka lebih diterima. Pemerintah sayap kanan Hungaria bahkan
telah memasang kawat berduri disekitar perbatasan dengan Serbia untuk
menghindari luapan pengungsi memasuki wilayah mereka.
Sama seperti Jerman, Swedia juga
cukup ramah pada pengungsi suriah, ada 64.700 pengungsi yang sudah
menyebrang ke swedia dan diperlakukan dengan baik disana.
Denmark sendiri telah menerima 11.300 pencari suaka
dari suriah masuk kenegaranya. Namun, pemerintah Denmark menolak menerima
tambahan pengungsi untuk masuk kenegaranya.
Nah, yang tersebut diatas adalah
angka-angka jumlah pengungsi di Negara-negara eropa. Angka tersebut telah
banyak diberitakan oleh media mainstream, banyak orang yang memuji sikap
beberapa Negara tersebut.
Tapi, bagaimana dengan Negara-negara
islam? Adakah mereka menerima pengungsi Suriah di negaranya? Kenapa hampir
tidak ada berita yang memuat tentang aktifitas Negara muslim dalam menghadapi
luapan pengungsi Suriah? Berikut fakta yang “lupa” disampaikan oleh media.
Berdasarkan data, per april 2015, Turki
telah menampung 2.138.999 pengungsi di kamp pengungsian di provinsi
Hatay sejak 2011. Bahkan, lokasi tersebut sudah mendapat sebutan tent cities
atau kota tenda karena luasnya wilayah yang dipakai untuk camp
pengungsian. Artinya, Turki sudah menampung hampir setengah pengungsi Suriah
dinegaranya.
Gambar yang saya temukan di laman Facebook ini mencoba membandingkan Tent Cities di Turki dengan The Jungle di Calais, Perancis |
Lebanon lebih luar biasa lagi, Negara tersebut
telah berani menampung 1.113.941 pengungsi di negaranya. Hal ini menjadi
luar biasa karena jumlah wilayah Lebanon yang kecil dan jumlah penduduk resmi Negara
tersebut sendiri hanya 4.4 juta, artinya ada penambahan 25 % penduduk Lebanon.
Di Jordania, ada 629.000
pengungsi suriah disamping mereka juga menampung pengungsi dari Negara lain
seperti Sudan, Somalia, Irak. Negara itu membangun kamp pengungsian seluas 30.000
meter persegi sejak maret 2012.
Meski menjadi salah satu korban serangan
ISIS, Irak juga menampung Pengungsi Suriah di kawasan utara Negara mereka.
Ada sekitar 247.000 pengungsi yang menetap di kota-kota seperti Irbil,
Duhuk dan Nineveh.
Bisa anda lihat perbedaan besar angka
pengungsi antara Negara-negara eropa dengan Negara-negara islam?
Timbul pertanyaan lagi, diantara Negara islam
tersebut kenapa tidak ada Arab Saudi,
Kuwait, Qatar, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) yang adalah Negara teluk
terkaya? Apakah mereka tidak peduli pada pengungsi suriah yang merupakan
saudara seiman mereka?
Benar, Negara kaya tersebut tidak
menerima Pengungsi sama Sekali, baik dari Suriah maupun dari Negara lain. Alasannya,
Negara teluk tidak mengenal konsep hukum penanganan pengungsi. Mereka
tidak pernah ikut menandatangani the
international conventions on refugee rights and statelessness
(konvensi internasional tentang pengungsi dan orang yang tanpa kewarganegaraan)
yang disetujui setelah perang dunia ke 2 tahun 1951. Singkatnya, negara-negara
Teluk tidak diwajibkan secara hukum untuk memberikan perlindungan pada
pengungsi atau suaka. Karena alasan ini, Amnesty
internasional sempat menyatakan murka kepada Negara-negara teluk tersebut
yang tidak menerima pengungsi satu orang pun di wilayah mereka.
Meski Negara-negara kaya minyak itu tidak
menerima pengungsi tetapi mereka memberikan seluruh dana bantuan kemanusiaan
negaranya untuk membantu pengungsi. Kuwait merupakan pemberi donor terbesar untuk
pengungsi suriah, hampir sepertiga bantuan kemanusiaan dari Negara-negara teluk
yang diberikan melalui PBB adalah sumbangan KUWAIT, atau sekitar $ 800 juta
sejak tahun 2012. Sementara UEA sendiri telah menyumbang $ 364 juta. Jumlah ini
memang lebih rendah dari pada bantuan Inggris Raya sebesar $ 1 milyar atau
bantuan dari Amerika serikat $ 3 milyar, namun angka bantuan dari Negara arab
tersebut dianggap lebih besar jika disandarkan pada proporsi Gross Domestic
product (GDP) atau Produk domestic
bruto (PDB) Negara tersebut.
Pernyataan tentang Negara arab yang tidak
menerima pengungsi suriah juga tidak sepenuhnya benar. Pada laman Wikipedia,
mengutip alarabiya.net, tertulis bahwa Arab Saudi telah menerima
sejumlah pengungsi di negaranya dengan “caranya sendiri”. Saudi menerima Warga
suriah masuk kenegaranya apabila ada anggota keluarganya yang telah tinggal dan
bekerja di Saudi. Mereka masuk dengan visa dan punya hak tinggal dan bekerja di
Negara tersebut. Bahkan, pemerintah Saudi menyediakan layanan kesehatan dan
pendidikan gratis. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak tahun 2011 atau saat
awal revolusi suriah terjadi, saat ini sudah ada sekitar 500,000 warga suriah
yang tinggal di Saudi. Nah, karena mereka masuk dengan visa, maka mereka tidak
lagi disebut berstatus pengungsi. Bahkan, informasi terakhir, Pemerintah Arab Saudi
telah membuat penawaran untuk membangun 200 mesjid dijerman untuk mengakomodasi
puluhan ribu muslim Suriah yang sudah ditampung oleh jerman.
Bisa kita lihat kan, bagaimana Media mainstream seolah mengubur Fakta-fakta jelas tersebut. informasi tentang penanganan pengungsi oleh negara muslim tersebut tidak diberitakan oleh media manistream, berita tersebut hanya dapat kita peroleh dari media online yang memang lebih bebas dalam menyebarkan informasi, itupun hanya kita dapat dalam format berita berbahasa inggris.
Tentu, harus menjadi kesadaran kita sendiri untuk tidak sepenuhnya percaya pada media yang belakangan ini dikangkangi kepentingan politik dan mencari tahu sendiri mengenai fakta-fakta yang tidak diungkap kepermukaan.
Sumber :
http://qz.com/491751/hey-saudi-arabia-heres-what-you-can-do-to-help-the-syrian-refugees/
http://news.nationalpost.com/news/world/how-many-syrian-refugees-have-the-arab-worlds-six-wealthiest-nations-resettled-close-to-zero
http://www.newsweek.com/why-arent-gulf-countries-taking-syrian-refugees-370189
https://en.wikipedia.org/wiki/Refugees_of_the_Syrian_Civil_War
Thanks artikelnya, mohon ijin share...
ReplyDelete